BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prestasi
belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan
mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah (Tu’u,2004:75). Prestasi
belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Seperti yang kita ketahui, ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi proses kegiatan belajar. Faktor-faktor
itu ada yang terdapat pada diri kita sendiri yang sering kita sebut dengan
faktor internal, faktor ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis, akan tetapi ada pula faktor yang terdapat di luar kita ( faktor
eksternal ) yakni faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial. Faktor-faktor tersebut akan
kami jelaskan dalam makalah ini pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor internal yang
mempengaruhi proses belajar?
2. Apa saja faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi proses belajar?
BAB
II PEMBAHASAN
1. FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
Faktor
internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
A. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:
1. Keadaan Jasmani.
Keadaan
jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan
jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga
kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a. Menjaga pola makan yang sehat dengan
memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau
nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu dan mengantuk, sehingga tidak
ada gairah untuk belajar.
b. Rajin berolah raga agar tubuh selalu
bugar dan sehat.
c. Istirahat yang cukup dan sehat.
2. Keadaan Fungsi Jasmani/Fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra.
Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar
dengan baik pula.
Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat
menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar
adalah mata dan telinga.
Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca
indra dengan baik. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
B. Faktor psikologis
Faktor – faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat,
sikap dan bakat.

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya.
Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang
penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali
tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu
tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain,
seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang
penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman
tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga
mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat
diperoleh oleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui
konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik
berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata,
atau mungkin malah lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal
yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman
terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan
merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah
perilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsik adalah semua
faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk
melakukan sesuatu.
Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak
perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas
kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses
belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi
intrinsic relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik).
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang dating dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian,
peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya
respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar
seseorang menjadi lemah.

Secara sederhana,minat (interest) mengandung kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut
Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi
disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia
akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan
dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang
bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan
dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku
materi dan desain.

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang
relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara
positif maupun negative (Syah, 2003).
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan
bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya.
Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan
yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang
guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan
pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkansiswa bahwa
bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi diri siswa.

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah
bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating
(Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar.
Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi
salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila
bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu
akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi
untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk
melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.
Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap
informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang
berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain
selain bahasanya sendiri.
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki
setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain
dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih
jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
2. FAKTOR – FAKTOR EKSTERNAL
Selain karakteristik siswa, faktor-faktor eksternal juga
dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan
bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non-sosial.
1) Lingkungan sosial
a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih
baik disekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru
atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang
kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas
belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
2) Lingkungan Non – Sosial
Faktor-faktor yang termasuk
lingkungan non-sosial adalah :
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut
merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa.
Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa
akan terlambat.
b. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat
belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software,
seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi
dan lain sebagainya.
c. Faktor materi pelajaran (yang
diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi siswa.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi 2 macam, yakni :
1.
Faktor
internal. Yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri yang meliputi 2
aspek yaitu aspek psiologis dan aspek psikologis (aspek jasmani dan rohani)
2.
Faktor
eksternal. Yaitu faktor yang terdiri dari 2 macam faktor lingkungan sosial
seperti para guru, masyarakat dan lain-lain lingkungan non sosial seperti
gedung sekolah dan letaknya, rumah tepat tinggal dan lain sebagainya.
B.
KRITIK
DAN SARAN
Kami menyadari makalah kami ini jauh dari sempurna, itulah sebabnya
kami mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun dari
saudara/saudari, atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA