Senin, 11 April 2011

MAKALAH DEFINISI ,PERANAN DAN MODEL2 EVALUASI KURIKULUM



BAB I
PENDAHULUAN
            Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
             Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi.Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, peranan  evaluasi kurikulum dan model-model evaluasi kurikulum.  










BAB II
PEMBAHASAN
1.   Definisi Evaluasi Kurikulum
            Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang  suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi  dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan.
            Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.1,2,3Sedangkan  pengertian kurikulum adalah :
Ø                  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
Ø                  Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang  digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan  kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).
Ø                  Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);
Ø                                Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;
Ø                   Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. 
            Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
            Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.
            Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.
            Fokus evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut (outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut (intrinsic evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi kurikulum yang paling sering dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis evaluasi ini adalah “apakah kurikulum telah mencapai tujuan yang harus dicapainya?” dan “bagaimanakah pengaruh kurikulum terhadap suatu pencapaian yang diinginkan?”.
            Sedangkan fokus evaluasi intrinsic evaluation seperti evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum, evaluasi sumber daya manusia untuk menunjang kurikulum dan karakteristik mahasiswa yang menjalankan kurikulum tersebut.


2.   Peranan Evaluasi Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/madrasah memiliki pe-ranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu: (a) peranan konser-vatif, (2) peranan kreatif, dan (3) peranan kritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).

a.Peranan Konservatif.
            Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk mentrans-misikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat men-dasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya me-rupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di ling-kungan masyarakatnya.

b.Peranan Kreatif.
            Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembang-kan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebu-tuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kuri-kulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengem-bangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahu-an-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

c.Peranan Kritis dan Evaluatif.
            Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, se-hingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesu-aikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembang-an yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Karena itu, peranan kurikulum tidak hanya me-wariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan ba-ru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Da-lam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyem-purnaan.

            Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seim-bang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum per-sekolahan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pen-didikan, di antaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya da-pat memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang di-terapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

3. Model-Model Evaluasi Kurikulum
1. Evaluasi Model Penelitian
1.Tes Psikologi Pada Umumnya Mempunyai Dua Bentuk Yaitu Tes Intelegensi Yang Di Tujukan Untuk Mengukur Kemampuan Bawaan,Serta Tes Hasil Belajar Yang Mengukur Prilaku Skolastik.
2 Eksperimen Lapangan Dalam Pendidikan,Di Mulai Tahun 1930 Dengan Menggunakan Metode Yang Biasa Di Gunakan Dalam Penelitian Botani Pertaman,Ada Beberapa Kesulitan Yang Dihadapi Dalam Ekperimen Tersebut :
Ø      Kesulitan Administrasi,Sedikit Sekali Sekolsh Yang Bersedia Dijadikan Sekolah Eksperimen.
Ø      Masalah Teknis Dan Logis Yaitu Kesulitan Menciptakan Suasan Kelas Yang Sam Waktu Kelompok-Kelompok Yang Di Uji
Ø      Sukar Untuk Mencampurkan Guru-Guru Untuk Mengajar Pada Kelompok Eksperimen Dengan Kelmpok Control,Pengaruh Guru-Guru Tersebut Sukar Dikontrol
Ø      Adanya Keterbatasan Mengenai Manipulasi Eksperimen Yang Dapt Dilakukan
2. Evaluasi Model Objektif
            valuasi Model Objektif ( Model Tujuan ) Berasal Dari Amerika Serikat,Perbedaan Model Objektif Ada Dalam Dua Hal :
1) Dalam Model Objektif Evaluasi Merupakan Bagiasn Yang Sangat Penting Dari Proses Pengembangan Kurikulum
2) Kurikulum Tidak Dibandingkan Dengan Kurikulum Lain Tetapi Diukur Dengan Seperangkat Objektif ( Tujan Khusus )

.Ada Beberapa Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Oleh Tim Pengembang Model Objektif :
1. Ada Kesepakatan Tentang Tujuan-Tujuan Kurikulum.
2. Merumuskan Tujuan-Tujuan Dalam Perbuatan Siswa.
3. Menyusun Materi Kurikulum Yang Sesuai Dengan Tujuan Tersebut.
4. Mengukur Kesesuaian Antara Perilaku Siswa Dengan Hasil Yang Diinginkan.
Dasar-Dasar Teori Tylor Dan Bloom Menjadi Prinsip Sentral Dalam Berbagai Rancangan Kurikulum Dan Mencapai Puncaknya Dalam Sistem Belajar Berprogram Dan Sistem Intruksional. Sistem Pengajaran Yang Terkenal Adalah IPI (Individually Prescribed Instruction). Suatu Program Yang Dikembangkan Oleh Learning Research And Develovment Centre Unuversitas Pittsburg. Dalam IPI Anak Mengikuti Kurikulum Yang Memiliki 7 Unsur :
Ø      Tujuan-Tujuan Pengajaran Yang Disusun Dalam Daerah- Daerah Tingkat-Tingkat Dan Unit-Unit.
Ø      Suatu Prosedur Program Testing.
Ø      Pedoman Prosedur Penulisan.
Ø      Materi Dan Alat Pengajaran.
Ø      Kegiatan Guru Dalam Kelas.
Ø      Kegiatan Murid Dalam Kelas.
Ø      Prosedur Pengelolaan Kelas.

3. Model Campuran Multivariasi.
            Ealuasi Model Perbandingan (Comparative Approach) Dan Model Tylor Dan Bloom Melahirkan Evaluasi Model Campuran Multivariasi, Yaitu Strategi Evaluasi Yang Menyatukan Unsure-Unsur Dari Kedua Pendekatan Tersebut. Metode-Metode Tersebut Masuk Ke Bidang Kurikulum Setelah Computer Dan Program Paket Berkembang Yaitu Tahun 1960.
            rogram Paket Berisi Program Statistik Yang Sederhana Yang Tidak Membutuhkan Pengetahuan Computer Untuk Menggunakannya. Dengan Berkembangnya Penggunaan Computer Memungkinkan Studi Lapangan Tidak Di Hambat Oleh Kesalahan Dan Kelambatan. Semua Masalah Pegolahan Statistik Dapat Dikerjakan Dengan Computer.
Langka- Langkah Model Multivariasi Tersebut Adalah :
1.       Mencari Sekolah Yang Berminat Untuk Dievaluasi/Diteliti.
2.       Pelaksanaan Program.
3.       Sementara Tim Menyusun Tujuan Yang Meliputi Semua Tujuan Dari Pengajaran Umpamanya Dengan Metode Global Dan Metode Unsure Dapat Disiapkan Tes Tambahan.
4.       Bila Semua Informasi Yang Diharapkan Telah Terkumpul, Maka Mulailah Pekerjaan Computer.
5.       Tipe Analisis Dapat Juga Digunakan Untuk Mengukur Pengaruh Bersama Dan Beberapa Variable Yang Berbeda.
Beberapa Kesulitan Dihadapi Dalam Model Campuran Multivariasi Ini
Ø      Diharapkan Memberi Tes Statistik Yang Signifikan (Model Kurikulum Ini Lebih Sesuai Bagi Evaluasi Skala Besar.
Ø      Terlalu Banyak Variabel Yang Perlu Dihitung Pada Suatu Saat Kemampuan Computer Hanya Sampai 40 Variabel
Ø      Meskipun Model Multivariasi Telah Mengurangi Masalah Control Berkenaan Dengan Eksperimen Lapangan Tetapi Tetap Menghadapi Masalah-Masalah Perbandingan.


























BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Evaluasi Kurikulum Memegang Perenan Penting Baik Dalam Penetuan Kebijaksanaan Pendidikan Pada Umumnya,Maupun Pada Pengambilan Keputusan Dalam Kurikulum.Hasil-Hasil Evaluasi Kurikulum Dapat Digunakan Oleh Para Pemegang Kebjaksanaan Pendidikan Dan Para Pemegang Kurikulum Dalam Memeilih Dan Menetapkan Kebjaksanaan Pengembangan System Pendidikan Dan Pengembanagan Model Kurikulum Yang Digunakan.Hasil-Hasil Evaluasi Kurikulum Juga Dapat Digunakan Pleh Guru-Guru,
Kepala Sekolah Dan Para Pelaksana Pendidikan Lainnya,Dalam Memahami Dan Membantu Perkembangan Siswa, Memilih Bahan Pelajaran,Memilih Metode Dan Alat-Alat Bantu Pelajaran, Cara Penilaian Serta Fasilitas Pendidikan Lainnya.

B.SARAN
            Demikian makalah ini kami susun,semoga dapat di gunakan sebagai mana mestinya,untuk selanjutnya kritik dan saran dari para pembaca makalah ini sangat kami harapkan agar dapat membantu kami dalam perbaikan menyusun makalah di kemudian hari.






DAFTAR PUSTAKA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar